Mademoi Selle merupakan project musik dari Etza Meisyara. Album ini dirilis melalui netlabel jepang, Mizou mini. Album ini berisikan 5 lagu yang terinfluence oleh band instrumental asal Jepang, Mouse On The Keys. Sehingga sudah jelas permainan piano dengan komposisi rumit nampak mendominasi didalam album ini. Juga menghadirkan "Himitsu", cover song dari Tokyo Jihen. Secara keseluruhan, musik yg dimainkan Etza sangatlah potensial, masih sedikit scene lokal *halah* yang memainkan musik seperti ini. Namun agak disayangkan musik Mademoi Selle ini masih terdengar sangat "komputer", ada lagu yang menurut saya jika samplenya dirubah dengan suara keyboard lain akan terdengar seperti musik2 jika kita ingin mengcrack software (you know lah), permainan drumnya masih terlalu rapih, kurang berantakan. Kalau saja dirubah dengan komposisi live band mungkin hasilnya bakalan lebih bagus.
6/10
Tuesday, 25 January 2011
Wednesday, 19 January 2011
Sangsaka - Makan Ingat Kamu (2010)
band yang pada awalnya bernama sangkakala ini digawangi oleh Sawi (drum, keyboard, bass), Ali (vokal, gitar), dan Wing (gitar, drum, bass). "Makan Ingat Kamu" adalah album terakhir mereka sebelum Ali pergi melanjutkan studinya di Perancis. Album ini berisikan 21 lagu dengan metoda rekaman lo-fi yang sangat mengganggu telinga pendengarnya. Track 1 pun dibuka dengan Ali yang ngoceh memperkenalkan dirinya dengan latar belakang suara white noise dan diakhiri dengan grunting dan growling. Track 2 merupakan track powerviolence yang amat lo-fi sehingga tidak terdengar jelas suara gitarnya. Track 3, merupakan track sludge dengan efek yg minimal dan diakhiri dengan blasting, seperti Crossed Out, tapi tetap lo-fi. Track 4 berisikan Ali ngoceh dan diiringi dengan bass selama 6 menitan. Track 5, track instrumental seperti lanjutan track sebelumnya yg didominasi bass, tetapi tidak ada suara ali, dan ditambah suara drum. Track 6 kurang lebih sama dengan track 4. Track 7 idem seperti track 5. Track 8, idem, namun suara bassnya berganti menjadi gitar. Track 9 suara ali kembali muncul diiringi drum. Track 10 merupakan solo keyboard yang sangat khusyuk dari Sawi. Track 11 kembali metoda seperti track 6. Track 12 kembali seperti track 1. Track 13, merupakan track fave saya, berdurasi 5:42 dengan penuh semangat ali, sawi, dan wing menghanjar instrumentnya, ada part cepat, ada part sludgenya. Track 14 seperti track yang meledek dream theater, boredoms dan mike patton, saya yakin mereka tidak bisa menirukan track ini, apalagi dengan durasi 8 menitan. Track 15 sawi kembali solo, kali ini dengan suara seperti rhodes. Track 16, 17 ya terdengar seperti sebelum2nya. Track 18 terdengar seperti track disco yang gagal dimainkan. yang semestinya terdengar seperti track 19, intro disco yang diakhiri dengan blasting. Track 20 merupakan track acapella seluruh personilnya selama 6:48. Lalu track terakhir 21, merupakan petualangan salah satu personilnya bermain game metal slug yang direkam selama 5:46.
track fave saya 19 dan 13. dan iya mereka terdengar seperti band yg tengah latian distudio.
6.5/10
track fave saya 19 dan 13. dan iya mereka terdengar seperti band yg tengah latian distudio.
6.5/10
Sharesprings - I Love To See You (Daydreaming Me) (2010)
Sharesprings, band shoegaze asal Jakarta yang agak underrated. Merilis CDR singlesnya "I Love To See You (Daydreaming Me)" dibawah label HeyHo! Records, CD-R ini berisikan 2 lagu, yaitu "I Love To See You (Daydreaming Me)" dan "Jasmine". "I Love to See You (Daydreaming Me)" merupakan sebuah lagu yang upbeat pop yang ceria dengan durasi yang cukup singkat, yakni 1:51. Sedangkan "Jasmine", meskipun tidak secepat lagu sebelumnya, juga enak untuk didengarkan. Dan saya menginginkan lebih! 2 lagu sangatlah terasa kurang. Saya menantikan rilisan panjangnya sharesprings!
8.8/10
8.8/10
krautmilk - simple examples of boredom (2010)
krautmilk adalah solo project dari herald (new colors/l'alphalpha/jodi in the morning glory parade). Sesuai judul albumnya, sepertinya album ini memang dibuat saat dia lagi kurang kerjaan. EP dirilis diinternet tanpa label dan berisikan 4 lagu. dan lagu2nya nyambung loh, jadi tidak ada feeling kalau lagunya kepotong (well, ga juga sih, masih ada kerasa potongannya, ada yg volumenya tidak sesuai). track pertama, "intro" merupakan electronic instrumental yg singkat yang mengingatkan akan zoot woman, track kedua "after me after you after life" menghadirkan vokal herald yang diberi efek, dengan backing vokal seperti suara cewe? (apa bukan?), saya jadi teringat akan hot chip era album coming on strong. track ke tiga "right eye talks, left eye kisses" merupakan sebuah track berbau folktronica yang mengingatkan akan album DJ Kicks edisi Erlend Oye dicampur Chemical Brothers "Star Guitar". gitar cukup mendominasi dilagu ini. "mind,me,magnify", track terakhir dalam album ini, kali ini ada sedikit efek2 glitch dan pada akhir lagu muncul klimaks dengan gitar yg chaotic seperti 65daysofstatic, mungkin ini pengaruh bahwa ia juga gitaris dari band beraliran post-rock (l'alphalpha).
overall, meskipun tiap track memiliki karakter yang berbeda, namun album ini benang merahnya memang pop, mungkin karena latar belakang herald yang dulu pernah bergabung dengan group 'boyband' vokal pop "New Colors".
7/10
overall, meskipun tiap track memiliki karakter yang berbeda, namun album ini benang merahnya memang pop, mungkin karena latar belakang herald yang dulu pernah bergabung dengan group 'boyband' vokal pop "New Colors".
7/10
Sunday, 2 January 2011
Panda Beach - Last Days Ashore (2009)
Apa yang terlintas ketika anda mendengar band dengan kata Panda? Musik yang kekanak-kanakan seperti boneka panda (halah)? Ternyata tidak, kata panda bisa merepresentasikan banyak genre, saya pernah mendengar Panda Riot yang alirannya shoegaze, Bloody Panda yang alirannya doom metal, lalu ada lagi Panda Bear, personil Animal Collective yang justru alirannya lebih experimental bahkan ada yang cybergrind (The Panda Murder School) dan japanese alternative rock (Doping Panda). Berikut ini yang akan saya bahas adalah album lokal dari Panda Beach, Last Days Ashore yang ternyata alirannya ialah folk. Jika kita dengarkan sekali, mungkin tidak akan ngeh kalau album ini ialah album lokal. Hal yang menarik dialbum ini ialah, saya dengar album ini keseluruhannya direkam melalui cellphone! Sehingga menghasilkan nuansa lo-fi yang gelap.
Lagu pertama "Boom" berkolaborasi dengan Chariots of Night (yang saya belum pernah tahu juga, tapi sepertinya mereka yang memainkan glockenspiel dan instrument lainnya selain gitar). Track berikutnya seperti "River" dan "Deeper" yang hanya berisikan vokal dengan reverb dan gitar saja sangatlah membius. "Dying Snail Sings" dan "Gravity" (track terpanjang dalam album ini, 3 menit 2 detik, rata2 lagu didalam album ini berdurasi 1:30-2:00) menampilkan bunyi instrument lain. "Build An Ocean" dan "I Will Not Pray" (track fave saya) kembali menggunakan format gitar dan vokal saja.
Overall, album ini sangatlah cocok didengarkan jika anda menggemari Vashti Bunyan dan sejenisnya.
8.5/10
Lagu pertama "Boom" berkolaborasi dengan Chariots of Night (yang saya belum pernah tahu juga, tapi sepertinya mereka yang memainkan glockenspiel dan instrument lainnya selain gitar). Track berikutnya seperti "River" dan "Deeper" yang hanya berisikan vokal dengan reverb dan gitar saja sangatlah membius. "Dying Snail Sings" dan "Gravity" (track terpanjang dalam album ini, 3 menit 2 detik, rata2 lagu didalam album ini berdurasi 1:30-2:00) menampilkan bunyi instrument lain. "Build An Ocean" dan "I Will Not Pray" (track fave saya) kembali menggunakan format gitar dan vokal saja.
Overall, album ini sangatlah cocok didengarkan jika anda menggemari Vashti Bunyan dan sejenisnya.
8.5/10
Subscribe to:
Posts (Atom)